Online Shop, E-Commerce, dan Marketplace: UMKM Pilih yang Mana?

LatihID
5 min readFeb 19, 2021

--

Pandemi Covid yang telah berlangsung selama hampir satu tahun di Indonesia semakin terasa dampaknya ke segala sektor, tak terkecuali sektor ekonomi. Hal ini pun dirasakan secara signifikan oleh para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengalami krisis ekonomi. Menurunnya daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19 juga sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha UMKM.

Krisis ekonomi yang dialami UMKM tanpa disadari dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional. UMKM sebagai penggerak ekonomi domestik dan penyerap tenaga kerja tengah menghadapi penurunan produktivitas, yang berakibat pada penurunan profit secara signifikan.

Dilansir dari website LatihID, ada beberapa kiat strategis untuk mengoptimalkan pemasaran produk UMKM di tengah daya beli masyarakat yang menurun akibat wabah Corona, yaitu mengobservasi lingkungan sekitar, berpikir kreatif dan inovatif, mengembangkan hasil observasi, mengatur keuangan sebaik mungkin, fokus pada pelayanan kepada pelanggan, dan yang tak kalah penting adalah aktif melakukan promosi via internet atau media sosial.

Dikatakan juga oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), bahwa salah satu langkah mitigasi prioritas jangka pendek yang dapat dilakukan oleh UMKM untuk menghadapi situasi pandemi adalah dengan menciptakan stimulus pada sisi permintaan, dan mendorong platform digital (online) untuk memperluas kemitraan, alias digitalisasi UMKM. Bentuk digitalisasi untuk UMKM beberapa diantaranya adalah online shop, e-commerce, dan marketplace.

Ilustrasi belanja online | sumber: https://www.monsterinsights.com/
Ilustrasi belanja online | sumber: https://www.monsterinsights.com/

“Online shop, e-commerce, dan marketplace? Bukannya itu semua sama aja?”

Beberapa orang tentunya pernah berpikiran seperti itu. Padahal nyatanya, tiga hal tersebut berbeda, loh! Kira-kira, dari ketiga jenis tempat berjualan tersebut, mana yang paling cocok untuk UMKM, ya? Sebelum itu, yuk ketahui lebih dulu mengenai pengertian dari online shop, e-commerce, dan marketplace.

Online Shop

Contoh online shop di Instagram | sumber: https://www.instagram.com/daissy.id/
Contoh online shop di Instagram | sumber: https://www.instagram.com/daissy.id/

Sama seperti artinya secara harfiah, online shop merupakan toko yang bergerak atau melakukan transaksi penjualan barang atau jasa di internet (secara online). Di Indonesia, bentuk online shop yang umum dilakukan oleh pelaku usaha adalah berjualan di media sosial seperti Instagram atau Facebook.

Penjual akan berinteraksi secara langsung dengan pembeli, di mana pembeli akan melakukan pemesanan dengan menghubungi kontak penjual seperti WhatsApp atau LINE, dan melakukan pembayaran langsung ke rekening penjual.

E-Commerce

Siapa di antara kalian yang masih beranggapan bahwa e-commerce dan marketplace itu sama? Ya, orang awam paling sering salah mengartikan e-commerce sebagai marketplace, padahal dua tempat ini sebenarnya berbeda, loh! E-commerce merupakan website yang digunakan untuk menjual produk-produk dari pemilik website atau brand itu sendiri.

Jadi, brand tersebut memang membuat sebuah website yang dikhususkan untuk menjual produk-produk keluaran mereka sendiri. Makanya, di dalam e-commerce kamu tidak akan menemukan lebih dari satu toko online atau brand.

Dalam hal transaksi atau pembayaran, biasanya e-commerce sudah menggunakan shopping cart dan juga payment gateway (opsi pembayaran digital). Berikut ini adalah satu contoh e-commerce di Indonesia yaitu milik brand kecantikan lokal, Rollover Reaction.

Contoh e-commerce brand kecantikan di Indonesia | sumber: https://www.rollover-reaction.com/
Contoh e-commerce brand kecantikan di Indonesia | sumber: https://www.rollover-reaction.com/

Marketplace

Marketplace merupakan pihak perantara yang mengakomodasi pihak penjual dan pihak pembeli di dalam dunia maya. Situs marketplace ini akan menjadi layaknya pihak ketiga dalam transaksi online dengan menyediakan fitur penjualan serta fasilitas pembayaran yang aman.

Singkatnya, marketplace sendiri bisa diartikan seperti pasar tradisional atau department store, tetapi berjalan secara online. Contoh marketplace yang sudah familiar di Indonesia adalah Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blibli, dan masih banyak lagi.

Tampilan website marketplace Tokopedia | sumber: tokopedia.com
Tampilan website marketplace Tokopedia | sumber: tokopedia.com

Mana Yang Cocok Untuk UMKM?

Setelah mengetahui perbedaan dari ketiga platform berjualan tersebut, UMKM sebaiknya berjualan di mana, ya? Nah, untuk itu ada baiknya kamu mempertimbangkan lebih dulu kurang lebih 4 faktor di bawah ini:

  1. Biaya

Faktor biaya merupakan faktor utama yang penting untuk dipertimbangkan. Ketika memutuskan untuk membuka online shop, umumnya tidak ada biaya yang perlu dikeluarkan, kecuali kamu ingin menggunakan fitur iklan yang ada di media sosial seperti Instagram Ads ataupun Facebook Ads.

Sama halnya dengan marketplace, kamu bisa berjualan gratis, kecuali ingin menikmati beberapa fitur-fitur premium yang ada di marketplace tersebut. Sementara di e-commerce, kamu akan perlu mengeluarkan uang sedikit lebih banyak di awal untuk membangun website, tetapi kedepannya ini bisa menjadi investasi jangka panjang untuk bisnismu.

2. Jenis Barang yang Dijual

Jenis barang yang biasa dijual oleh para pemilik online shop di media sosial bisa berupa apa saja, namun barang tersebut biasanya ditujukan untuk konsumsi pribadi dengan skala yang lebih kecil. Kemudian di marketplace, barang yang dijual cenderung barang-barang umum yang bisa dibeli dalam jumlah besar sekaligus. Sedangkan e-commerce cocok untuk menjual produk-produk yang bermerek seperti produk artisan, butik, dan barang lain yang memerlukan brand awareness tinggi.

3. Promosi

Ketika berjualan di online shop dan marketplace, kamu tidak memiliki kendali penuh dalam melakukan promosi. Untuk online shop, kamu bisa mengandalkan fitur ads (iklan) yang tersedia di media sosial (contohnya: Instagram Ads, Facebook Ads) dengan membayar biaya iklan sesuai budget yang kamu inginkan.

Lalu untuk marketplace, kamu bisa memanfaatkan fitur-fitur premium (berbayar) yang memang berfungsi untuk membantu bisnis menjangkau lebih banyak pengguna di marketplace tersebut (contohnya: Power Merchant Tokopedia). Berbeda dengan kedua platform tadi, kegiatan promosi di e-commerce cenderung agak sulit dan harus dilakukan secara mandiri oleh tim promosi dalam bisnis tersebut, yang tentunya memerlukan strategi digital marketing yang optimal agar produk-produk di website bisa terjual dengan baik.

5. Persaingan

Persaingan di marketplace dan online shop cenderung keras. Sebab, ada banyak toko lain yang juga menawarkan barang yang sama dengan yang kamu jual di satu platform. Bahkan jumlahnya bisa ratusan atau ribuan. Makanya, penting bagi pelaku UMKM untuk bisa bersaing dari harga, kualitas barang, kualitas pengemasan, hingga kecepatan pengiriman.

Persaingan yang sangat ketat ini akan sedikit menyusahkan pengusaha untuk mendapatkan pembeli karena banyaknya pilihan bagi calon konsumen. Sedangkan di website e-commerce, tidak ada persaingan yang terjadi dalam satu website. Namun, persaingan yang terjadi adalah persaingan dengan sesama website e-commerce lainnya untuk mendapatkan ranking pertama di hasil pencarian sehingga lebih mudah ditemukan oleh calon konsumen.

Itulah beberapa perbedaan mengenai online shop, e-commerce, dan marketplace, serta faktor yang dapat dipertimbangkan sebelum memilih berjualan melalui platform digital tersebut. Tidak ada salahnya memilih berjualan di salah satu dari ketiga tempat tersebut, namun pertimbangkan mana yang paling sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan bisnismu.

Bahkan, kamu bisa saja menggunakan ketiga platform tersebut secara bersamaan, kok, asalkan dibarengi dengan pengelolaan yang baik. Jadi, pilih berjualan di mana untuk UMKM-mu?

Kunjungi website LatihID di www.latihid.com untuk mendapatkan akses gratis belajar materi UMKM, juga program menarik lainnya!

Penulis: Rismawardani Nooriza

Editor: Samantha Yohana Blessya

--

--

LatihID
LatihID

Written by LatihID

A social start-up providing free E-learning platform for Indonesian Small and Medium Enterprise (SME).

No responses yet