Covid Belum Berakhir, UMKM Saling Kirim Surat ke Pelanggannya

LatihID
4 min readJan 30, 2021

--

surat yang dikirimkan toko ke pelanggannya
Sumber foto: Canva / Ilustrasi surat elektronik (e-mail) yang diterima oleh seseorang​

Sudah hampir setahun, sejak diumumkannya kasus Covid pertama di Indonesia. Sejak itulah kegelisahan publik terhadap virus menular ini seakan semakin tidak terkendali, dan perubahan demi perubahan terus terjadi. Salah satunya dalam bidang UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), yang merupakan salah satu faktor utama penguat ekonomi negara.

Kehadiran vaksin memang sudah dikonfirmasi oleh pemerintah, pendistribusiannya pun sudah mulai dilakukan. Tetapi, kehadirannya juga tidak menghilangkan fakta bahwa terdapat beberapa pekerjaan rumah, juga tantangan, untuk para pelaku bisnis. Beberapa tantangan tersebut membuat para pebisnis melakukan berbagai macam bentuk adaptasi, sampai-sampai mengirimkan surat ke pelanggan-pelanggan setianya. Penasaran? Simak penjelasannya di bawah ini.

Digitalisasi Toko

Pandemi yang sedang dialami masyarakat di seluruh dunia ini, sebenarnya turut mendorong para pelaku usaha untuk mulai mendigitalisasi usaha mereka. Apa itu digitalisasi? Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata tersebut bermakna proses penggunaan sistem digital. Kamu pasti tidak asing lagi, dong, dengan marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Blibli, dan lainnya? Juga website-website toko atau bisnis lainnya, semua contoh tersebut merupakan salah satu bentuk digitalisasi usaha. Efisiensi dana juga waktu, untuk pedagang maupun pelanggan akan menjadi semakin lebih baik, jika menggunakan sistem digital tersebut.

Jika kamu berhasil memproses digitalisasi toko tersebut, ketika mobilisasi atau pergerakan pelanggan dibatasi oleh ketakutan akan Covid-19 (atau hal lainnya di masa depan), mereka tetap dapat membeli produk atau jasa yang tokomu tawarkan. Belum lagi, jika kamu bergabung di suatu marketplace yang menawarkan berbagai macam fitur untuk dinikmati!

Penggunaan bahan yang ramah lingkungan

Selama virus Corona masih beredar, penggunaan masker, plastik, juga barang sekali pakai semakin meningkat. Tidak lain juga karena keinginan publik untuk menggunakan barang bebas kuman, yang akan menjauhkan mereka dari berbagai macam penyakit. Walaupun keinginan tersebut memiliki tujuan yang baik, tetapi pelaksanaan yang berlebihan juga bisa menghasilkan dampak yang buruk. Dan dalam kasus ini, lingkungan juga terkena dampak yang kurang menyenangkan tersebut.

Pelaku bisnis dengan ini mendapatkan tantangan yang sebenarnya tidak terlalu baru, karena tuntutan untuk menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dalam berbisnis sebenarnya sudah ada sejak sebelum pandemi. Tetapi dengan semakin meningkatnya jumlah penggunaan konsumsi barang sekali di masa kini, tantangan untuk memproduksi juga mengemas suatu produk dengan prinsip ‘eco-friendly,’ semakin meningkat juga.

Pencarian ciri khas juga nilai tambah usaha

Jika kamu melihat toko-toko online yang semakin menjamur di media sosial, dan berbagai macam marketplace, kamu akan menyadari betapa banyaknya produk yang sudah disediakan, dijual atau ditawarkan oleh mereka kepada para pelanggan. Dari produk makanan-minuman, perabotan rumah tangga, sampai perangkat games atau album Kpop kesukaanmu, semuanya sudah tersedia di internet. Tinggal ketik apa yang kamu butuhkan, dan berbagai macam toko akan bermunculan untuk kamu pilih. Nah, fakta ini juga menciptakan tantangan untuk para calon pengusaha yang masih memikirkan ingin menjual atau menawarkan produk apa di tokonya. Kamu memerlukan ciri khas juga nilai tambah yang spesifik, dan mudah diingat oleh calon pembeli.

Jika kamu tidak memiliki ciri khas dalam bisnismu, akan sulit sekali untuk menaikkan nama atau brand usaha tersebut. Belum lagi, jika seorang pedagang menjual barang yang sedang viral di pasar, yang berarti para pedagang lainnya juga berbondong-bondong menawarkan barang yang sama kepada calon pembeli. Untuk mendapat ketertarikan konsumen, tentu dibutuhkan ciri khas tersendiri dari suatu toko, seperti contohnya kemasan produk yang unik, penawaran promo potongan harga di beberapa periode, sampai strategi pemasaran yang menarik.

Inovasi ide-ide pemasaran

Berhubungan dengan paragraf sebelumnya, inovasi untuk ide pemasaran juga menjadi tantangan tersendiri untuk para pengusaha. Dengan semakin maraknya penggunaan media sosial, dan semakin berkembangnya juga fitur-fitur di dalamnya, semakin meningkat pula penggunaan media tersebut. Terkadang, strategi pemasaran dapat timbul dari peristiwa-peristiwa yang viral juga.

Seperti contohnya pada kasus viralnya surat keberatan Eiger Indonesia, yang ditujukan pada salah satu pengulas (reviewer) produk mereka, yang bernama Dian Widiyanarko (@duniadian di Twitter). Perusahaan yang menawarkan produk-produk pakaian juga peralatan untuk berekreasi itu mengirimkan surat keberatan, perihal pembuatan video ulasan yang menurut mereka kurang baik dari Dian.

surat keberatan viral dari Eiger untuk pelanggannya
Sumber foto: Twitter @duniadian / Surat keberatan dari Eiger untuk Dian, yang notabene adalah seorang Youtuber​

Menanggapi hal ini Dian pun sempat kaget, karena ulasan yang ia buat murni dilakukan secara sukarela, tanpa kerja sama endorse atau apapun dengan pihak Eiger. Dian pun mengungkapkan kekecewaannya pada brand yang selama ini ia gemari tersebut, melewati akun Twitternya. Walaupun pada akhirnya, Eiger sudah mengajukan permintaan maaf, netizen kerap melontarkan protes juga ejekan pada perusahaan tersebut.

Momen ini tidak disia-siakan oleh beberapa brand perusahaan, toko, atau usaha lainnya. Mereka langsung menggunakan template ‘surat keberatan,’ tersebut dengan variasi dan isinya yang seratus delapan puluh terbalik dari yang Eiger sampaikan. Seperti memperbolehkan pelanggan mereka me-review produk usahanya sesuka hati, tanpa batasan apapun. Ya, memang akhirnya ramai juga sih strategi ini, tapi cukup menghibur dan menyenangkan juga kan untuk dilirik para konsumen juga warga net?

Surat ‘keringanan’ ala toko yang menjual peralatan rekreasi juga, terinspirasi dari surat Elger yang viral
Sumber foto: Instagram Arei Outdoor Gear / Surat ‘keringanan’ ala toko yang menjual peralatan rekreasi juga
surat ‘bahagia’ versi dufan, merupakan teknik marketing yang diambil dari fenomena viralnya surat keberatan Eiger
​Sumber foto: Facebook Dunia Fantasi (Dufan) / Surat ‘bahagia’ oleh salah satu taman rekreasi Indonesia

​Walaupun masih banyak tantangan lain untuk UMKM Indonesia, dengan terus memperhatikan trend, berinovasi, juga belajar tentunya, pasti kamu bisa kok melewati tantangan tersebut. Sudah siap belajar dari sekarang?

Kunjungi website LatihID di www.latihid.com untuk mendapatkan akses gratis belajar materi UMKM, juga program menarik lainnya!

Penulis: Samantha Yohana Blessya

--

--

LatihID
LatihID

Written by LatihID

A social start-up providing free E-learning platform for Indonesian Small and Medium Enterprise (SME).

No responses yet