Usaha yang memiliki nilai profit (keuntungan) tinggi memang mengagumkan, tetapi usaha yang memiliki nilai sosial tinggi juga tidak kalah mengagumkan, loh! Bahkan kamu dapat melakukan keduanya, usaha yang memiliki nilai profit juga nilai sosial yang tinggi, melalui kewirausahaan atau usaha sosial. Terkadang, masih banyak pihak yang salah sangka bahwa usaha sosial harus seratus persen berbasis sosial tanpa ada keterlibatan keuntungan atau profit sama sekali. Padahal dalam menjalankan suatu usaha sosial, kebutuhan finansial juga dibutuhkan untuk memaksimalkan aktivitas atau pelaksanaan usaha tersebut. Kamu pernah kepikiran ingin membuat usaha sosial, tetapi akhirnya berhenti karena bingung pelaksanaannya bagaimana? Kalau begitu kamu berada di tulisan yang tepat, karena artikel kali ini akan membahas apa itu social enterprise dan bagaimana pelaksanaan usahanya. Baca sampai akhir, yuk!
Untuk memahami pelaksanaan usaha sosial lebih lanjut, lebih baik jika melihat contoh nyatanya bukan? Terlebih usaha lokal yang dekat dengan kamu. Perkenalkan, Kitong Bisa Enterprise Enterprise (@kitongbisaenterprise) yang merupakan salah satu social enterprise atau usaha sosial asal Indonesia! LatihID dalam beberapa programnya berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan para pendiri Kitong Bisa Enterprise. Ichwan, selaku COO (Chief Operating Officer) Kitong Bisa Enterprise memaparkan bahwa Kitong Bisa Enterprise adalah usaha sosial yang bertujuan untuk menciptakan ekosistem kewirausahaan dan mengembangkan kapasitas pemuda dan wanita di kawasan Indonesia Timur, untuk memperbaiki kondisi perekonomian dan mengurangi angka pengangguran di lokasi tersebut juga. Social enterprise (usaha sosial) sendiri menurut Khoirun Nisa M selaku CEO (Chief Executive Order) Kitong Bisa Enterprise adalah sebuah organisasi atau perusahaan yang menerapkan solusi bisnis yang kreatif dan inovatif dengan tujuan utama untuk menyelesaikan permasalahan sosial maupun lingkungan yang ada di masyarakat.
Khoirun juga memaparkan bahwa untuk membedakan konsep usaha sosial dengan usaha biasa, kamu dapat menempatkan konsep usaha sosial di tengah-tengah konsep yayasan (yang non-profit, fokusnya penuh untuk sosial) dengan bisnis tradisional (fokusnya untuk profit saja). Usaha sosial yang berada di tengah-tengah keduanya memang memiliki tujuan untuk mendapatkan profit, tetapi keuntungan tersebut nantinya akan diinvestasikan kembali untuk menciptakan sebuah perubahan/dampak sosial yang positif terhadap masyarakat. Dalam pelaksanaannya Kitong Bisa Enterprise melakukan beberapa pendekatan pada masyarakat yang tinggal di daerah Indonesia Timur, seperti melakukan pelatihan dan pendampingan bisnis; pengembangan produk; membuka akses untuk pembiayaan usaha juga akses pasar. Beberapa produk lokal yang turut dibantu maupun berkolaborasi dengan Kitong Bisa Enterprise antara lain Virgin Coconut Oil (VCO) dan sabun milik Mama Lina atau Liyana Wari (asal Kabupaten Jayapura); Mooi Papua (asal Sorong), yang menghasilkan produk kesehatan dan kecantikan dari bahan-bahan alami; atau healthy drink ala jamu (asal Jayapura) bernama Typ Jamoe; dan masih banyak lainnya!
Nah, kalau yang tadi itu kan pelaksanaan atau pendekatan yang dilakukan sebuah usaha sosial (dalam kasus ini Kitong Bisa Enterprise) pada masyarakat yang dituju, saat usaha sosial tersebut sudah berdiri. Apakah kamu penasaran hal-hal penting apa yang harus diperhatikan dalam mendirikan sebuah usaha sosial, dan bagaimana cara untuk mempertahankan keberlanjutan usaha tersebut? Markibas (mari kita bahas) secara singkat satu per satu! Menurut COO Kitong Bisa Enterprise, hal-hal penting yang sepatutnya kamu perhatikan jika ingin mendirikan sebuah usaha sosial adalah identifikasi masalah dalam lingkup masyarakat/lingkungan yang kamu tuju; pembuatan bisnis model dengan cara melakukan riset dan validasi; lalu menciptakan tim yang kuat dengan visi dan tujuan yang sama! Sedangkan cara untuk mempertahankan keberlanjutan usaha sosial tidak lain dari pencarian misi awalmu, kenapa kamu ingin melakukan usaha sosial ini; dilanjutkan dengan konsistensi kamu dalam belajar lebih mendalam tentang permasalahan yang dihadapi, serta berusaha mencari solusinya; pencarian solusi itu juga dapat kamu raih dari kerja sama dengan pihak lain alias kolaborasi.
Terakhir, sebelum menutup artikel ini, terdapat tips dari salah satu pendiri Kitong Bisa Enterprise untuk kamu yang ingin mendirikan social enterprise, yaitu; temukan panggilan hatimu, juga masalah apa yang ingin kamu selesaikan; lakukan riset lebih dalam tentang masalah tersebut; dan start small, think big dalam melaksanakan usaha sosial tersebut! Masih penasaran dengan cara mendirikan dan melaksanakan social enterprise? Simak pemaparan dari para pendiri Kitong Bisa Enterprise di program LatihID PETA (Pojok Cerita) atau LatihID Talks Workshop Series #1!
Penulis: Samantha Yohana Blessya
Referensi Utama: LatihID PETA 3 & LatihID Talks Workshop Series #1