Jatuh hati ke orang lain memang bisa dari mata ke hati, seperti lirik lagu HIVI! Tidak jauh berbeda, untuk membuat orang lain jatuh hati ke produk jualan kamu, terdapat promosi dari mulut ke mulut, nih. Pernah dengar istilah jenis promosi tersebut?
Secara umum, jenis promosi dari mulut ke mulut itu berarti saat pelanggan kamu mempromosikan produk usahamu ke orang lain, yang dapat berupa teman, kerabat, atau kenalan mereka.
Promosi ini hemat biaya, karena sebenarnya kamu tidak ‘membayar,’ pelanggan kamu secara langsung untuk mempromosikan produk usahamu ke orang lain. Berbeda ceritanya ketika kamu membayar jasa paid promote atau influencer untuk mempromosikan usahamu.
Mengapa promosi ini dapat dianggap tidak kalah efektif dari jenis promosi lainnya? Tidak lain karena nilai promosi dari mulut ke mulut ini dapat memunculkan rasa percaya, antara pelanggan yang sedang mempromosikan produk usahamu, dengan orang yang sedang dikenalkan dengan produk tersebut.
Terkadang saat kamu mendengar artis, influencer, atau tokoh masyarakat (public figure) lainnya mengulas suatu produk, mungkin saja muncul rasa keraguan tentang apakah ulasan tersebut jujur dari pengalaman mereka memakai produk tersebut? Atau hanya sekedar pekerjaan endorsement atau iklan, di mana mereka tidak benar-benar memakai produk tersebut secara berkelanjutan. Apakah kamu pernah merasa ragu seperti ini?
Hal itu wajar, karena pada faktanya, kamu tidak mengenal tokoh masyarakat atau artis tersebut. Bagaimana cara kamu dapat mengetahui apakah ulasan tersebut benar-benar jujur atau sudah diatur dalam sebuah naskah?
Nilai keraguan dan ketidakpercayaan tersebut dapat dikurangi, bahkan dihilangkan, dalam jenis promosi dari mulut ke mulut. Seperti jika diberi contoh, seorang ibu mempromosikan produk rendang yang dibelinya kepada anaknya. Ibu tersebut memaparkan bagaimana rasa rendang itu sama persis dengan rendang di kampung halamannya, dan tekstur dagingnya pun tidak keras sama sekali.
Dapat kamu asumsikan, anak dari ibu tersebut tentu akan kemungkinan besar mempercayai kata-kata ibunya. Terlebih dengan deskripsi yang mendetail tentang rasa dan tekstur rendang yang baru dibelinya tersebut, pemaparannya jujur dan meyakinkan.
Anak tersebut dapat saja langsung menanyakan, “Memang Ibu beli di mana rendangnya?”
Nah, itu dia, pertanyaan yang ditunggu-tunggu seluruh pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Dari pertanyaan tersebut, kamu sebagai pelaku UMKM sudah mendapatkan ketertarikan dari seseorang, yang dapat saja menjadi calon pelanggan usahamu.
Jadi, promosi dari mulut ke mulut ini dapat dilakukan kapan saja oleh pelanggan usahamu, selama mereka puas dengan produk yang kamu buat tentunya. Apakah kamu sudah menyadari bahwa dalam jenis promosi ini, kamu dapat menarik pelanggan baru, sambil mempertahankan pelanggan lama?
Pelanggan lama ini dapat disebut juga sebagai pelanggan setia usahamu. Jangan sampai jenis pelanggan seperti ini hilang, karena mereka juga dapat menjadi aktor utama dalam melakukan promosi dari mulut ke mulut!
Terdapat beberapa langkah umum untuk kamu yang ingin mempertahankan pelanggan setiamu, nih. Yang pertama, maksimalkan setiap sesi komunikasi dengan pelanggan, yang dapat berarti customer service juga.
Sesi komunikasi atau interaksi ini dapat muncul ketika pelanggan bertanya atau berkomentar di laman media sosial usahamu, atau dapat langsung juga bertanya melewati nomor kontakmu.
Usahakan setiap kamu mendapat pertanyaan atau komentar dari pelanggan atau orang yang sedang melihat akun sosial media usahamu, kamu menjawab mereka dengan ramah dan cepat. Pelanggan cenderung menyukai respon toko yang cepat alias fast-respond, informatif, juga ramah.
Ketika pelanggan merasa ramah berkomunikasi dengan kamu selaku pelaku UMKM, tentu mereka akan lebih leluasa membeli produk usahamu juga. Yang membawa kamu pada langkah kedua, perihal pembuatan konten media sosial yang informatif dan kreatif. Untuk kamu yang bingung konten seperti apa, yang harus dibuat untuk jenis UMKM-mu, coba dengan trik content pillar!
Langkah ketiga adalah dengan menjemput pelanggan setiamu secara mandiri. Usahakan untuk menyimpan kontak para pelanggan. Sehingga nanti kamu dapat menawarkan produk maupun promo terbaru dari tokomu, kepada mereka yang pernah membeli produk di tokomu sebelumnya.
Sudah siap mendekati para pelanggan setiamu? Jangan sampai mereka hilang ya! Dan untuk kamu yang masih bingung, lebih baik memilih pelanggan lama atau baru, dan bagaimana cara lainnya untuk mempertahankan pelanggan yang lama? LatihID sudah mempersiapkan modul yang membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kamu hanya perlu klik di sini!
Penulis: Samantha Yohana Blessya