Kamu mungkin pernah bertanya-tanya, ‘kok bisnisku nggak berkembang, padahal udah nerapin strategi marketing A, B, C, dan D. Udah menggunakan Instagram Ads, Google Ads, pokoknya segala macam Ads udah di coba’. Hmm… kalau permasalahannya begini. coba deh evaluasi kembali penggunaan STP marketing pada bisnis sudah tepat atau belum?
Apa itu STP marketing?
STP marketing atau Segmentation, Targeting, dan Positioning adalah dasar dari strategi pemasaran yang banyak diterapkan oleh bisnis-bisnis besar maupun kecil. Nah, sebenarnya sebelum memutuskan untuk menggunakan ads, konten, media sosial, dan lain-lain, kamu harus menganalisis dulu nih penerapan STP-nya udah tepat atau belum.
Banyak pebisnis yang menargetkan semua orang untuk menjadi konsumennya. Dengan harapan semakin banyak konsumen, maka profit yang diperoleh juga semakin besar.
Nggak salah, sih. Hanya saja mereka kadang lupa bahwa setiap orang punya masalah dan kebutuhan yang berbeda-beda. Inilah yang akhirnya membuat strategi pemasaran mereka jadi salah sasaran, lalu menghabiskan uang untuk biaya marketing yang juga tidak tepat sasaran.
Di sinilah manfaatnya menggunakan STP untuk mencegah terjadinya kesalahan yang sama. Apalagi di tengah pandemi seperti saat ini. Jika kamu salah strategi bisa-bisa bisnismu jadi collapse. Beberapa waktu yang lalu, LatihID berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Keke Genio, CMO sekaligus Co-founder dari PT. Lokapoin Kreasi Indonesia atau lebih dikenal dengan nama Lokapoin.
Lokapoin adalah aplikasi pemesanan berbasis video untuk homestay dan aktivitas lokal pertama di Indonesia. Salah satu strategi yang digunakan Lokapoin agar mampu bertahan di tengah terpaan pandemi Covid-19 ini adalah STP marketing. Mau tau tentang sebagian pemaparan Keke soal STP marketing ini? Yuk, kita bahas satu per satu.
1. Segmentation
Segmentation adalah membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok kecil. Pembagian kelompok ini bisa berdasarkan usia, hal yang disukai konsumen, tempat tinggal, dan lain-lain. Kalau kita ibaratkan segmentation itu seperti satu loyang kue tart yang besar dibagi menjadi beberapa potong kue berukuran kecil.
Lalu, apa sih kegunaan segmentation ini? Segmentation memudahkan kamu ketika harus melakukan kegiatan promosi. Jadi, promosi yang dilakukan bisa lebih hemat dan tepat sasaran. Secara umum, terdapat empat jenis segmentasi pasar yang bisa kamu terapkan:
- Segmentasi Demografi — pasar dibagi berdasarkan usia, jenis kelamin, etnis, tingkat pendidikan, status pernikahan, pekerjaan dan masih banyak lagi. Contohnya pasta gigi untuk anak-anak dan dewasa.
- Segmentasi Geografis — pasar dibagi berdasarkan negara, provinsi, kota, iklim, dan tingkat populasi. Contohnya Lokapoin yang menyasar wisatawan lokal maupun asing yang ingin liburan ke Indonesia.
- Segmentasi Psikografis — pasar dibagi berdasarkan kepribadian, kepercayaan, gaya hidup, perilaku, dan lain-lain. Contohnya sepatu Vans yang menjadikan anak muda pecinta skateboard sebagai segmen pasarnya. Atau Nike yang segmen pasarnya untuk konsumen yang suka penampilan lebih sporty.
- Segmentasi Perilaku — pasar dibagi berdasarkan kebiasaan konsumen dalam membeli produk, tingkat loyalitasnya, manfaat yang mereka cari, dan lain-lain. Misalnya Lokapoin yang menawarkan paket liburan kepada wisatawan dengan budget terbatas, namun tetap bisa menikmati kearifan lokal.
2. Targeting
Setelah membagi pasar ke dalam beberapa kelompok, langkah selanjutnya adalah menentukan target pasar mana yang terbaik bagi bisnis berdasarkan kelompok-kelompok kecil tadi. Untuk menentukannya, kamu bisa mempertimbangkan tiga faktor berikut ini
- Profitabilitas
Dalam menjalankan sebuah bisnis tentu kamu ingin mendapatkan profit, bukan? Nah, karena itu kamu harus memastikan bahwa segmen pasar yang jadi sasaranmu bisa menghasilkan profit yang besar.
Jangan sampai kamu menargetkan pembeli wanita yang memiliki masalah kulit berminyak dan mudah berjerawat. Tapi produk yang ditawarkan justru untuk wanita dengan masalah kulit yang sensitif dan kering. Ya, mungkin ada yang membeli. Namun, setelah dicoba ternyata tidak cocok dan justru memperparah masalah mereka. Wah bisa-bisa produk yang kamu jual dianggap tidak bagus dan berbahaya.
- Kemudahan Akses
Misalnya kamu menargetkan orang di seluruh Indonesia sebagai target pasarmu, pastikan apakah akses pengiriman barangnya sudah memadai? Selain itu, kamu juga harus memastikan apakah ada batasan teknologi, perbedaan budaya, hingga hukum yang berlaku. Jangan sampai kamu ingin mengekspor daging sapi dan menarget pasar India, karena di sana sapi dianggap sebagai hewan suci dan sangat dilindungi.
Selain ketiga faktor di atas, dalam menentukan target pasar Keke menambahkan pertimbangan lain yaitu Internal Team Appetite.
Internal Team Appetite adalah pertimbangan target pasar mana yang lebih disukai atau disenangi oleh tim dalam bisnismu. Kenapa harus mempertimbangkan hal tersebut? Jadi, berdasarkan pengalaman Keke dalam berbisnis, ikut seminar, hingga mendengarkan berbagai pendapat orang lain. Pada akhirnya yang menentukan target pasar dalam suatu usaha adalah tim bisnis itu sendiri.
Kalau tim itu sendiri kurang paham dengan target pasar yang sudah kamu pilih, kegiatan promosi dan lainnya jadi susah nih untuk bergerak. So, Keke menyarankan untuk memilih target pasar yang lebih cocok untuk tim bisnismu.
3. Positioning
Setelah menentukan segmen dan target pasar, selanjutnya adalah positioning. Arti salah satu dasar strategi pemasaran ini adalah bagaimana kamu menentukan posisi bisnismu pada segmen pasar yang dituju.
Dengan kata lain, apa nih keunikan yang kamu tawarkan ke konsumen dan menjadi pembeda kamu dengan kompetitor? Contohnya Lokapoin yang nggak hanya menyediakan homestay, tapi juga merangkai kegiatan untuk para tamu yang menginap di homestay tersebut. Sehingga para tamu bisa melakukan kegiatan seperti membatik, kelas memasak, dan berkebun.
Nah, untuk memposisikan bisnismu dengan tepat, ada dua tips yang bisa dicoba yaitu menawarkan solusi dari permasalahan yang dihadapi segmen pasar tersebut dan temukan unique selling point kamu. Kalau masih bingung dalam membuat positioning, kamu bisa menggunakan values ladder yaitu metode yang digunakan untuk menawarkan produk atau layanan dalam bisnis kamu secara bertahap. Konsep dari metode ini adalah semakin mahal harganya, maka manfaat produknya juga harus semakin besar.
Gimana, nih? Udah semakin pahamkan tentang STP marketing? Strategi ini bisa menjadi investasi jangka panjangmu untuk memenangkan persaingan di segmen pasar yang dipilih. Ya, meskipun di awal kamu harus mengeluarkan lebih banyak energi dan waktu untuk melakukan riset yang mendalam, tapi hasil yang diberikan bisa membuat bisnis bertahan lama.
Terakhir, Keke memberikan beberapa mindset penting yang bisa kamu adaptasi dalam menerapkan STP marketing ini yaitu invest on learning mindset, people, dan personal brand.
Penasaran dengan penjelasan mengenai mindset ini atau masih kurang nih penjelasan STP marketing-nya? Kamu bisa mendapatkan penjelasannya dari Keke Genio di program LatihID Talks atau LatihID Workshop Series #1 : Untung Besar dengan Target Konsumen yang Benar.
Jangan lewatkan kesempatan belajar GRATIS bersama Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc di LatihID Workshop Series #2 : Marketing Hacks for Your Business pada Sabtu, 27 Februari 2021. Kita bakalan kupas tuntas perilaku konsumen. So, segera daftarkan dirimu di s.id/WSMarketing2 ya!
Kunjungi website LatihID di www.latihid.com untuk mendapatkan akses gratis belajar materi UMKM, juga program menarik lainnya!
Penulis: Aqida Widya Kusmutiarani
Editor: Samantha Yohana Blessya