Kesalahan yang Sering Dilakukan para Pedagang Lewat Media Sosial
Kesalahan yang dapat kamu buat saat berjualan di media sosial (medsos) sangat banyak. Layaknya orang yang baru pertama kali bermain Instagram, terdapat beberapa hal yang harus kamu ketahui terlebih dahulu untuk berhasil berjualan di suatu medsos.
Tapi hal-hal ini bukan berupa cara memposting foto, video, atau konten lainnya. Melainkan lebih ke jenis konten yang kamu produksi, dan bagaimana kamu akan menyebarkannya. Akan sampaikah konten-konten tersebut pada calon pelanggan kamu?
Nah, beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh pengusaha terkadang juga menjadi faktor kenapa pelanggan tidak ingin atau tidak tertarik membeli dagangannya. Pas sekali! LatihID baru saja berkolaborasi dengan salah satu pemateri yang handal dalam bidang marketing di medsos, dan beliau juga memaparkan beberapa hal tentang kesalahan pebisnis yang sering ia temukan.
Mau tau lebih lanjut? Simak informasi di bawah ini, yuk!
Tidak Menentukan Target Pasarnya
Dalam workshops series ketiga LatihID x KPP (Kalimantan Prima Persada), Ivan Anwar (internet marketer) memaparkan bahwa sebagian besar pebisnis yang ditemuinya memiliki masalah utama yang sama, yaitu tidak mengetahui target konsumennya.
Selama lebih dari 10 tahun mempelajari internet marketing, Ivan menyadari betapa pentingnya seorang pengusaha untuk menentukan target pembelinya terlebih dahulu, sebelum akhirnya ‘melompat’ ke medsos yang jangkauan pasarnya lebih luas.
Mungkin terdapat pertanyaan sejenis ini dalam pikiranmu sekarang, “Kalau saya menentukan target pasar, apakah konsumen yang bisa saya dapatkan nantinya akan lebih sedikit?”
Jawabannya, tentu iya. Tapi di sisi lain, kamu harus menyadari bahwa pelanggan yang sudah ‘disasar’ sebelumnya itu akan lebih berpotensi untuk membeli produk maupun jasa yang UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) kamu tawarkan.
Dan kalau dilihat dari efisiensi waktu, tenaga, juga biaya, sebenarnya energi yang kamu keluarkan untuk membuat konten dan produk untuk pelanggan yang sudah tersegmentasi, maupun yang belum, sebenarnya sama. Jadi lebih baik memilih pelanggan yang sudah ditargetkan sebelumnya, kan?
Melakukan Hard-Selling Secara Berlebihan
“Kalau melihat orang sukses, pelajari dan tiru saja cara belajarnya. Dengan itu, kamu juga berpotensi untuk menjadi sukses sepertinya.”
Kutipan tersebut merupakan mindset, pikiran, maupun tips yang sudah sering dibagikan ke khalayak umum. Dari yang masih sekolah, kuliah, sampai ke masyarakat yang sudah meniti karier. Tapi apakah mindset itu sepenuhnya betul?
Jawabannya, tidak juga. Terlebih jika dikaitkan dengan aktivitas kamu berjualan di medsos, dengan strategi marketing yang meniru akun-akun toko online yang lebih besar. Kenapa begitu?
Dalam pemaparannya, Ivan menjelaskan bahwa ada tiga tahapan sebelum pelanggan ingin membeli produk yang dijual oleh suatu toko online di medsos:
1. Tahap awareness
Dalam tahap pertama ini konsumen akan menyadari keberadaan sebuah toko online di medsosnya, dengan tertarik atau menyukai konten-konten yang disebarkan toko tersebut.
Jadi untuk kamu yang menginginkan pembeli berkunjung ke laman Instagram usahamu, jangan lupa untuk produksi konten secara konsisten. Nah, jenis pembuatan tipe konten juga kembali lagi berhubungan dengan target pasar bisnismu.
Contohnya kamu memiliki UMKM yang menjual produk stationery atau alat-alat tulis, dan barang lainnya yang sejenis. Kamu bisa membuat anak muda yang masih duduk di bangku sekolah sampai kuliah sebagai target pasarmu. Konten-konten yang dikeluarkan juga dapat berupa ‘Tips produktif belajar saat pandemi,’ atau ‘Cara membagi waktu antara bermain dan belajar,’ dan topik-topik seputar itu!
2. Tahap consideration
Pelanggan di tahap ini sudah terbiasa mengenal dan menyukai konten-konten yang mereka lihat sebelumnya. Oleh sebab itu, tidak heran kalau mereka akan atau sudah mengikuti akun medsos yang sering mengeluarkan konten bermanfaat juga menarik.
3. Tahap action
Ketika sudah menyadari eksistensi suatu toko, dan mengenal apa saja yang ditawarkan. Pada tahap terakhir ini pelanggan hanya tinggal menunggu kalimat-kalimat call to action (CTA) saja dari pebisnis, sebelum akhirnya mereka beraksi untuk membeli apa yang suatu toko tawarkan.
Kalimat-kalimat CTA itu seperti: “Ayo pesan sekarang lewat direct message” “Beli sekarang dengan harga potongan 50%.” Jadi untuk kamu yang mengelola usaha di medsos, ketika merasa sudah banyak pelanggan yang sampai di tahap ini, jangan lupa mengeluarkan kalimat tersebut, ya.
Kembali ke poin awal, tentang kesalahan kebanyakan pebisnis dalam melakukan teknik hard-selling secara berlebihan. Ketika kamu ingin mengikuti cara membuat konten seperti toko online sebelah, yang mungkin followersnya sudah beratus atau berjuta-juta lebih banyak dibandingkan toko kamu. Mungkin kamu berharap akan mendapatkan hasil pembelian juga likes, comments, yang sama seperti toko tersebut.
Sayangnya, kemungkinan besar hal tersebut tidak dapat terjadi dengan cepat. Karena toko tersebut memiliki perbedaan jenis pelanggan dengan toko milik kamu, terlebih yang masih merintis dari followers 0.
Ivan memaparkan bahwa akun toko online berfollowers banyak sangat mungkin sudah memiliki banyak pelanggan yang setia, dan kebanyakan sudah masuk dalam tahap consideration dan call-to-action. Sedangkan, akun toko online yang baru masih harus menarik pelanggan ke tahap pertama, yaitu awareness. Jadi jelas sekali ada perbedaan tahap pelanggan yang harus kamu perhatikan terlebih dahulu, sebelum mengikuti strategi medsos milik toko online lainnya.
Tidak Menyadari Kondisi Pasar
Kesalahan lain yang sering dimiliki para perintis usaha adalah tidak menyadari apakah produk maupun jasa yang ingin ditawarkannya, sudah banyak ditawarkan oleh orang lain atau belum?
Misalkan dalam satu gang sudah ada banyak penjual lele goreng, dan kamu masih ingin menjual lele juga, tentu potensi untuk mendapatkan pelanggan akan semakin kecil, kan?
Nah untuk itu Ivan menawarkan beberapa solusi nih, seperti mencari sub market dari jenis usaha yang kamu minati, sampai memaksimalkan penggunaan platform media sosial yang kamu miliki. Penasaran bagaimana pemaparannya yang sangat lengkap ini? Tonton sekarang dengan daftar di sini: Workshop Series #3: Banyak Cuan Lewat Sosial Media
Jangan lupa untuk menghadiri webseries kolaborasi LatihID x KPP selanjutnya, jangan sampai ketinggalan, karena kali ini kamu dapat belajar tentang cara menang saing bisnis di marketplace! Daftar sekarang, dan kami tunggu kehadiran kamu, yaaa.
Kunjungi website LatihID di www.latihid.com untuk mendapatkan akses gratis belajar materi UMKM, juga program menarik lainnya!
Penulis: Samantha Yohana Blessya