Selayaknya pegawai yang senang mendapatkan gajian di akhir bulan, pemilik usaha juga senang jika mendapatkan balik modal untuk usahanya. Balik modal adalah kondisi di mana usaha yang kamu miliki, mendapatkan profit (keuntungan) yang akhirnya berjumlah sama dengan biaya modal yang kamu keluarkan di awal untuk merintis usaha tersebut. Mendapatkan balik modal bukan hanya memuaskan pemilik usaha, tetapi memang penting untuk didapatkan untuk bisa mempertahankan juga mengembangkan usaha yang dimiliki. Inovasi pemasaran (dari menggunakan iklan di internet atau media sosial, sampai menggunakan jasa influencer ternama), training atau pelatihan pegawai, juga penambahan inventaris toko (adalah daftar barang-barang yang dimiliki sebuah toko, dan digunakan untuk melaksanakan tugas) semuanya membutuhkan dana, bukan?
Beberapa pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) sudah mengetahui proyeksi atau perkiraan kapan mereka akan mendapatkan balik modal. Oleh sebab itu, strategi pemasaran dan produksi barang atau jasanya lebih teratur dan terstruktur, dan lebih maksimal pelaksanaannya. Tetapi tidak jarang juga, terdapat pelaku UMKM yang tidak mengetahui waktu perkiraan balik modal untuk usahanya, dan bahkan salah mengerti saat mendapatkan Break Even Point (BEP) dan menganggapnya sebagai balik modal. Dilansir dari website salah satu Software Akuntansi Online asal Indonesia Jurnal.id/blog, BEP adalah kondisi di mana pendapatan yang usahamu hasilkan sama dengan dengan jumlah biaya usaha (kebutuhan sehari-hari atau mendadak usahamu) yang kamu keluarkan, yang berarti usahamu tidak kunjung rugi maupun untung. Apakah kamu pernah salah memahami BEP sebagai balik modal usahamu?
Cara untuk mengetahui prediksi kapan kamu akan mendapatkan balik modal dalam usahamu, dapat dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:
Total modal usaha adalah biaya yang kamu keluarkan untuk merintis atau mendirikan usahamu. Biaya tersebut dapat kamu ambil dari tabungan sendiri; pinjaman dari keluarga, teman; atau mendapatkan investor. Sedangkan pendapatan bersih bulanan yang dimaksud adalah pendapatan yang usahamu dapatkan setiap bulan, dan sudah dikurangi biaya usaha setiap bulannya juga. Biaya usaha di sini termasuk biaya sewa untuk tanah/lahan yang kamu pakai, biaya untuk tagihan listrik juga air, sampai biaya gaji untuk pegawai-pegawai di tokomu, juga masih banyak lainnya. Nah, sampai di sini apakah kamu sudah paham tentang rumus perhitungan prediksi balik modal? Kalau belum, coba simak contoh di bawah ini!
Toni memiliki bisnis pembuatan gelas kertas yang dapat digunakan di berbagai macam industri kuliner. Dalam masa-masa awal perintisan bisnisnya tersebut, Toni meminjam dana modal usaha dari orang tuanya, sebesar Rp 25.000.000 (tanpa bunga). Sedangkan setelah menjalani bisnis tersebut, Toni mendapatkan pendapatan per bulan sejumlah Rp 7.800.000. Tetapi pendapatan tersebut harus digunakan juga untuk membayar biaya usahanya perbulan sebesar Rp 2.800.000. Jadi, pendapatan bersih yang dimiliki Toni adalah Rp 5.000.000 (Rp 7.800.000 — Rp 2.800.000). Dan Toni dapat memproyeksikan kapan bisnisnya akan balik modal dengan perhitungan sebagai berikut:
Dalam 5 bulan, jika bisnis Toni tersebut berhasil secara konsisten mendapatkan pendapatan bulanan dengan jumlah yang stabil, bahkan meningkat, Ia akan mendapatkan balik modal dalam jangka waktu tersebut. Perlu dicatat, saat kamu mempelajari rumus perhitungan sebelumnya yang terlihat mudah dan sederhana, jangan menganggap dalam pelaksanaan bisnis nantinya perolehan balik modal juga akan semudah dan sesederhana itu. Kamu perlu memperhatikan performa penjualan dalam bisnismu, juga terus mempertahankan juga mengembangkan kualitasnya. Semakin meningkatnya performa penjualan dalam bisnismu, semakin cepat juga kamu akan mendapatkan balik modal.
Awasi juga kinerja pegawai maupun kinerjamu sebagai pemilik usaha, karena jika lengah dan menyebabkan permasalahan seperti adanya kerusakkan barang produksi; kinerja pegawai yang merugikan tokomu; atau yang lebih parah kesalahan distribusi produk pada pelanggan yang akan menurunkan kepercayaan pelanggan pada toko, tentunya akan membutuhkan lebih banyak pengeluaran dana usaha, yang akan memperlambat pengembalian modal dalam usahamu. Oleh sebab itu, semangat untuk terus mempertahankan juga mengembangkan kualitas baik dalam bisnismu!
Ingin belajar tentang proyeksi/prediksi balik modal juga pendapatan usaha dengan lebih mendetail? Kunjungi tautan berikut. Sampai bertemu di artikel selanjutnya!
Website LatihID di www.latihid.com juga menyediakan akses belajar materi UMKM gratis untuk kamu melewati LatihID Modul, LatihID Talks, LatihID PETA, artikel, dan masih banyak program menarik lainnya!
Penulis: Samantha Yohana Blessya
Referensi: LatihID Modul, “Memulai Usaha dari Modal 0,” dan jurnal.id.
Sumber Foto Thumbnail: Canva.com