Belum Punya Tagline untuk Bisnis? Ini Jenis dan Tips Membuatnya!
“Just do it.”
Apa yang kamu pikirkan saat mendengar atau melihat kalimat yang satu ini?
Frasa tersebut merupakan brand tagline yang digunakan oleh salah satu perusahaan pakaian, sepatu, dan alat-alat olahraga terbesar di dunia yang berasal dari Amerika Serikat, yaitu Nike.
Bukan sekadar kalimat biasa, ternyata tagline juga punya peranan penting dalam kesuksesan sebuah brand. Tagline bisa digunakan menjadi sebuah tool marketing untuk meningkatkan brand awareness, supaya orang-orang sadar dengan keberadaan brand kamu.
Yang paling penting, tagline juga bisa digunakan sebagai sarana brand positioning, yaitu sebuah proses untuk memposisikan brand kita di benak para calon pelanggan. Hal ini pun tentunya juga bisa mendukung upaya promosi.
Bayangkan, hanya dengan melihat atau mendengar sebuah kalimat, para calon customer bisa langsung teringat dengan sebuah brand atau produk. Nah, saat mengingat itulah, nggak menutup kemungkinan kalau bisa saja mereka seketika ingin menjajal produk yang ditawarkan oleh brand tersebut. Jadi bisa meningkatkan penjualan juga, kan?
“Wah, berarti bisnis kita wajib punya tagline ya biar promosi makin oke?”
“Terus, cara bikin tagline yang baik itu gimana?”
Sebelum membahas lebih jauh, mari kita awali dengan pengertian dari tagline itu sendiri dulu, yuk!
Jadi, Apa itu Tagline?
Menurut definisinya, tagline adalah sebuah deskripsi ringkas yang digunakan dalam kampanye pemasaran untuk mengomunikasikan proposisi nilai unik dari suatu brand atau produknya. Secara lebih luas, tujuan dari sebuah tagline adalah untuk memberikan kesan positif yang dapat bertahan lama oleh sebuah brand kepada konsumennya.
Singkatnya, tagline adalah frasa yang diasosiasikan dengan bisnis kamu, yang sekaligus dapat menjadi ‘mantra’ dalam strategi pemasaran; sebuah tagline yang baik adalah yang bisa merepresentasikan perusahaan atau brand secara keseluruhan.
Jenis-jenis Tagline
Menurut The Balance SMB, tagline punya beberapa jenis yang dapat kamu gunakan untuk bisnismu. Apa aja, tuh?
1. Deskriptif
Tagline jenis ini biasanya menerangkan suatu brand atau produk, atau sesuatu yang dijanjikan oleh brand itu sendiri. Misalnya, tagline produk TEBS, yaitu “Tea with Soda.” Tagline ini mendeskripsikan produk itu sendiri, yaitu teh bersoda.
2. Imperatif
Ciri khas tagline imperatif adalah ajakan yang menggambarkan suatu aksi, biasanya diawali dengan kata kerja. Contohnya adalah tagline milik perusahaan elektronik di Indonesia, Sanken, yaitu “Santai, Ada Sanken.” Tagline mereka mengajak konsumennya untuk bersantai.
1. Provokatif
Kalau jenis tagline yang satu ini biasanya mengajak, menantang, atau memancing logika atau emosi pelanggan. Seringkali bentuknya berupa kalimat tanya yang biasanya diajukan sebagai pertanyaan untuk membuat konsumen mengevaluasi apakah mereka dapat meningkatkan beberapa aspek kehidupan mereka. Contoh tagline terkenal dengan jenis provokatif adalah “Orang Pintar, Minum Tolak Angin”, milik produk Tolak Angin.
2. Spesifik
Ingin menonjolkan bisnis atau perusahaan kamu di antara para kompetitor? Kalau begitu, kamu bisa pakai tagline yang spesifik. Tagline “Apapun Makanannya, Minumnya Teh Botol Sosro” milik Teh Botol termasuk ke dalam jenis tagline spesifik.
3. Superlative
Jenis tagline ini memposisikan sebuah merek sebagai yang paling unggul di bidangnya. Misalnya seperti Yamaha yang menggunakan tagline “Semakin Di Depan”.
Nah, kalau sudah paham dengan perbedaan jenis-jenis tagline, yuk langsung eksekusi membuatnya! Kamu bisa pakai tips-tips di bawah ini untuk menciptakan tagline yang baik.
3 Tips Membuat Tagline
1. Kenali Target Konsumen
Sebelum membuat tagline, sebaiknya kenali dulu target konsumen serta perilaku konsumennya, supaya tagline tersebut bisa disesuaikan dengan calon pelanggan bisnis kamu.
Hal ini bisa menjadi cara agar para calon pelanggan bisa langsung tahu apakah brand atau produk yang ditawarkan ditujukan untuk mereka atau bukan. Contoh jenis tagline semacam ini adalah merek rokok Gudang Garam dengan tagline “Pria Punya Selera”. Tagline ini telah menjelaskan bahwa pangsa pasar mereka adalah pria yang merokok.
2. Jelas Walau Singkat
Merangkai tagline yang singkat nggak boleh sembarangan, karena tagline tersebut tetap harus mampu menjelaskan brand atau produk secara keseluruhan. Dimulai dari manfaat, keunggulan, dan tujuan bisnis dengan tepat. Hindari tagline dengan frasa yang berujung membingungkan konsumen. Tagline yang baik adalah tagline dengan kalimat yang singkat, padat, namun tetap mudah dipahami.
3. Sesuaikan dengan Identitas Bisnis
Jangan cuma singkat, tagline yang baik juga harus menjelaskan identitas sebuah bisnis. Tujuannya agar konsumen bisa mudah mengenali produk atau layanan apa yang ditawarkan. Misalnya restoran ayam goreng cepat saji KFC dengan tagline “Jagonya Ayam”.
Dengan tagline tersebut, KFC berusaha menjelaskan identitas bisnis mereka yaitu restoran yang menjual ayam goreng.
Gimana? Sudah paham tentang tagline dan tips membuatnya? Prosesnya memang nggak mudah karena membutuhkan kreativitas yang tinggi. Makanya jangan hanya sekadar membuat tagline, tapi gunakan tagline itu untuk memaksimalkan marketing untuk bisnis kamu juga, ya. Be creative!
Kunjungi website LatihID di www.latihid.com untuk mendapatkan akses gratis belajar materi UMKM, juga program menarik lainnya!
Penulis: Rismawardani Nooriza
Editor: Samantha Yohana Blessya