Belajar dari Kesalahan Nam Do San: Etika Saat Bertukar Kartu Nama
Adakah di antara kamu yang masih belum bisa move on dari drama Start-Up? Walaupun drama ini sudah tamat, tapi rasanya masih membekas di hati, ya.
Eh, bentar-bentar, artikel ini bukan mau membahas soal dramanya, apalagi Tim Do San vs Tim Ji Pyeong, ya, tapi artikel ini akan membahas soal etika dalam bertukar kartu nama di dunia bisnis, yang ada di salah satu adegan dalam drama tersebut. Ada yang ingat adegan tersebut? Jadi, dalam adegan tersebut Nam Do San memberikan kartu namanya kepada rekan bisnisnya untuk pertama kali. Menurut kamu, bagaimana sih tampilan kartu namanya itu
Tahukah kamu? Ternyata dalam urusan bisnis, bertukar kartu nama itu tidak boleh sembarangan. Ada hal-hal yang harus diperhatikan misalnya, dari segi desain. Desain sebuah kartu nama itu bisa mewakili kepribadian si pemiliknya. Selain itu dari etikanya, dapat menunjukkan bagaimana perilaku pemilik kartu nama tersebut.
Nah, supaya kamu lebih paham lagi soal etika bertukar kartu nama dalam bisnis, yuk kita kupas satu per satu apa saja yang harus diperhatikan!
1. Pastikan tampilannya Ok
Maksudnya gimana? Jadi, maksudnya itu begini, dari segi desain tidak terlalu ramai dan colorful, tapi tetap menarik dan terlihat professional. Sebagai contoh, menurut kamu kartu nama siapa yang terlihat lebih profesional dan menarik, Nam Do San atau Won In Jae?
Tentunya punya Won In Jae, ya. Pastikan juga kartu namanya tidak lecek. Untuk menghindari kartu nama yang lecek, terlipat, kotor, dan rusak, kamu bisa menyimpannya di tempat khusus kartu agar bentuknya tetap sempurna. Kan, tidak enak ya kalau mau bertukar kartu nama dengan klien atau rekan bisnis, tapi kartunya rusak.
2. Semua informasi yang tertera harus valid
Mulai dari nama, nomor telepon, e-mail, alamat kantor, hingga akun sosial media yang tertera di dalam kartu nama harus asli, paling baru, dan masih aktif. Pastikan juga tidak ada typo dalam kepenulisannya. Kalau salah satu informasi dalam kartu sudah tidak valid lagi atau ada typo, jangan langsung mencoretnya, lalu menuliskan yang baru dengan pulpen, pensil, maupun alat tulis lainnya. Selain jadi merusak tampilan kartu, ini juga bisa jadi menunjukkan profesionalisme kamu dalam berbisnis. Lebih baik kamu mencetak kartu nama yang baru saja.
3. Bawa kartu nama ke mana pun kamu pergi
Sebagai seorang pebisnis, bawalah kartu nama ke mana pun kamu pergi. Tidak perlu membawa banyak-banyak, secukupnya saja misalnya, 10 kartu nama per hari, untuk berjaga-jaga. Barangkali nanti kamu akan bertemu dengan rekan bisnis yang baru.
4. Berikan kartu nama hanya ke orang-orang potensial saja
Bukan bermaksud pilih-pilih, tapi ini lebih ke arah bagaimana kamu memandang sebuah bisnis, karena setiap bisnis punya segmen pasarnya sendiri-sendiri. Jadi, berikan kartu namamu hanya pada orang-orang yang berpotensi untuk menjadi rekan atau klien dalam berbisnis. Berikan juga pada saat mereka meminta. Itu artinya orang tersebut tertarik untuk bekerja sama. Jangan lupa untuk meminta kartu nama mereka juga.
Selain ke-empat hal di atas tersebut, kamu juga harus memperhatikan etika dalam memberikan dan menerima kartu nama dalam bisnis.
Etika Memberikan Kartu Nama
Ketika kamu ingin memberikan kartu nama kepada rekan bisnis maupun klien, gunakan tangan kanan atau kedua tangan sekaligus. Bagian depan kartu menghadap ke penerima dan jari tanganmu jangan menutupi informasi kartu namanya. Nah, sambil menyodorkan kartu nama, kamu bisa memberikan saran kapan sebaiknya mereka menghubungimu. Lakukan dengan sopan tanpa menyinggung. Dalam bertukar kartu nama, sebaiknya dilakukan secara pribadi, bukan di hadapan khalayak ramai.
Etika Menerima Kartu Nama
Sama halnya dengan ketika kamu memberikan kartu nama, dalam menerima kartu nama pun harus dilakukan dengan tangan kanan atau kedua tangan sekaligus. Saat menerima kartu namanya, jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih atau memberikan pujian mengenai desain kartu namanya tersebut yang bagus, atau menegaskan kembali informasi yang tertera di dalam kartu. Kamu juga harus ingat untuk tidak langsung memasukan kartu nama mereka ke dalam tas, ya, baca dulu sejenak dan tunggu beberapa saat baru memasukkannya ke kotak kartu nama.
Wah, ternyata dalam berbisnis, ada banyak hal yang harus diperhatikan, ya. Bukan cuma soal produk, pemasaran, dan strateginya saja, tapi juga hal-hal kecil seperti etika bertukar kartu nama ini. Salah cara menerima kartu nama saja bisa langsung dianggap kurang profesional dalam berbisnis. Kamu tentunya tidak mau sampai seperti itu, kan?
Kunjungi website LatihID di www.latihid.com untuk mendapatkan akses gratis belajar materi UMKM, juga program menarik lainnya!
Penulis: Aqida Widya Kusmutiarani
Editor: Samantha Yohana Blessya